Metode mengajar kolaboratif memang sudah sejak lama ada bahkan penerapannya juga tidak mengalami masalah saat era COVID 19 lalu. Pembelajaran ini melibatkan semua pihak penting di dalamnya termasuk guru dan siswa yang harus saling berkolaborasi menyelesaikan masalah maupun materi yang harus dipelajari.
Sobat Pijar yang tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai metode mengajar kolaboratif ini bisa langsung cek semua penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa itu Metode Mengajar Kolaboratif?
Apa yang dimaksud dengan metode mengajar kolaboratif? Metode ini nantinya akan membagi siswa menjadi sebuah kelompok kecil kemudian memberikan tugas pada mereka untuk berdiskusi. Masing-masing anggota kelompok wajib menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya di depan kelas. Jadi masing-masing kelompok nantinya punya tugas untuk menjelaskannya ke teman lain.
Contoh mudahnya seperti ini ada 5 materi yang harus dipelajari dengan isi yang berbeda-beda. Kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok kemudian memberikannya masing-masing materi yang berbeda untuk dipelajari. Mereka wajib berdiskusi memahami setiap materi yang didapatkan oleh kelompoknya dalam waktu tertentu.
Kalau sudah mereka akan bertukar tempat ke setiap kelompok lain untuk menjelaskan materi yang sudah dipahaminya begitu juga mereka harus mendengarkan apa yang sudah dipelajari oleh teman lainnya. Cara ini dianggap lebih cepat dan praktis untuk memahami lebih banyak materi dalam waktu sikat. Kemudian jenis evaluasi yang bisa dilakukan adalah mengerjakan tugas.
Penting dipahami kalau kegiatan mengajar kolaboratif ini juga tidak hanya bisa dilakukan secara langsung melainkan juga bisa berbasis online dengan rute dan tata cara hampir serupa. Bedanya hanya media dan sarana yang digunakan biasanya memakai bantuan aplikasi atau website meeting agar tetap kondusif dan bisa dipantau guru.
Keuntungan Menggunakan Metode Mengajar Kolaboratif
Metode mengajar kolaboratif ini tentu saja memberikan banyak keuntungan bagi kelas yang menerapkannya. Keuntungan ini tidak hanya melekat pada siswa saja namun juga untuk guru jadi keduanya akan saling terikat nantinya. Adapun keuntungan yang dimaksud bisa langsung cek semua penjelasan lengkapnya di bawah ini!
- Siswa nantinya akan mendapatkan sumber belajar yang lebih banyak tidak hanya dari guru namun juga sumber lainnya seperti penjelasan teman, buku dan internet yang dirangkum menjadi satu. Pembelajaran ini sangat cocok untuk mengupas materi yang banyak dan tebal sehingga pemahaman yang didapatkan bisa lebih maksimal.
- Dalam hal ini siswa akan melakukan kegiatan yang sifatnya kolaboratif sehingga bisa mendorong semangat dan motivasi serta semangat kompetitif dalam hal yang positif bagi siswa.
- Dalam proses pembelajaran kolaboratif ini interaksi siswa yang baru dikenal juga lebih terarah dan terencana. Mereka tidak hanya asal dalam belajar materi namun sudah sesuai dengan cakupan yang sudah disepakati sebelumnya.
- Pembelajaran ini membuat siswa mendapatkan pengalaman bekerjasama bukan hanya dengan teman sekelas namun juga siswa lain dari kelas sebelah kalau memungkinkan. Jadi pemikiran mereka juga bisa lebih luas dan tidak hanya berhenti pada lingkup terbatas saja.
Tantangan dalam Mengajar Kolaboratif
Dalam menerapkan metode mengajar kolaboratif, tentu akan ada tantangan yang harus dihadapi tenaga pengajar. Beberapa tantangannya adalah:
1. Gaya Belajar yang Berbeda Antar Siswa
Siswa dapat belajar dari banyak sumber yang tentu lebih menyenangkan, tapi masalahnya setiap siswa punya cara belajar mandiri yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka belajar dari video dan audio, ada yang lebih suka langsung praktik, sementara yang lain tetap suka belajar dari buku.
Misalnya, saat guru memberi pengajaran lewat sumber video, siswa yang gaya belajarnya tidak melalui video akan kurang berpartisipasi. Dengan begitu, efektivitas pembelajaran ini jadi menurun dari gaya belajar lainnya.
2. Kurangnya Komitmen dan Rasa Percaya
Jika pihak sekolah menerapkan metode pengajaran kolaboratif yang membutuhkan kerja sama antar beberapa guru, maka diperlukan komitmen serta rasa percaya. Sayangnya, tidak semua lingkungan kerja di sekolah memiliki suasana seperti ini.
Jika para guru kekurangan rasa percaya atau ada beberapa guru yang komitmennya dipertanyakan, maka akan sulit menerapkan metode pengajaran kolaboratif. Guru akan sulit berbagi pengetahuan dan pada akhirnya materi kolaboratif tidak tercipta.
3. Budaya yang Terlalu Kompetitif
Kali ini bukan sekedar kurang rasa percaya saja, tapi justru suasana kerja yang terlalu kompetitif di tempat kerja. Tentu kompetisi itu baik pada tahap tertentu, tapi jika level kompetisi terlalu tinggi, rasanya metode pengajaran kolaboratif dengan guru lain tidak akan terjadi. Guru yang satu akan berusaha tampil lebih baik dibanding guru lainnya, bukannya bekerja sama.
4. Perbedaan Budaya
Setiap guru memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Di lingkungan kerja global seperti sekarang, bukan tidak mungkin guru harus bekerja sama dengan guru lain dengan latar belakang yang sangat jauh berbeda. Nah, perbedaan budaya ini sering kali menjadi masalah saat harus bekerja sama.
Terkadang perbedaan budaya dapat diatasi dengan mudah, terutama jika antara kedua guru sama-sama bersifat terbuka dan siap beradaptasi. Tapi tidak semua orang memiliki karakter terbuka, sehingga bisa menimbulkan kesulitan dalam berkolaborasi.
Contoh Penerapan Pembelajaran Kolaboratif
Dalam penerapannya pembelajaran kolaboratif ini membantu siswa bekerja dalam sebuah tim untuk mempelajari dan menyelesaikan sebuah masalah. Adapun sebagai gambaran Sobat Pijar bisa langsung cek contoh penerapan pembelajaran kolaboratif sebagai berikut!
1.Problem Solving
Pembelajaran kolaboratif akan membuat siswa terbiasa untuk melakukan penyelesaian masalah dengan cara diskusi dan membuka topik mengenai opini serta sanggahan. Dalam dunia pendidikan terlebih siswa yang banyak terlibat di kelas tentu tidak menutup kemungkinan adanya konflik yang tidak diinginkan.
Jika sebuah masalah hanya dipendam sendiri tanpa dicarikan solusi tentu saja hasilnya juga tidak akan baik dan keputusan yang diambil juga tidak akan akurat. Itulah mengapa penting untuk menyelesaikan masalah bersama teman lainnya demi mendapatkan jawaban yang lebih akurat.
2. Pembelajaran Berkelompok
Tidak semua orang mampu bekerja dalam kelompok justru mereka banyak yang mengalami kesulitan sehingga dampaknya juga sangat buruk untuk masa depan siswanya. Saat ini banyak yang membutuhkan kinerja yang dilakukan dalam kelompok jadi kalau seseorang tidak bisa belajar dalam kelompok atau bekerja di dalam kelompok tentu akan susah.
Pembelajaran dengan kelompok ini menuntut adanya rasa terbiasa dan juga tenggang rasa. Mencoba memberikan ruang bagi orang lain untuk menyatakan pendapat kemudian menyatukan ide menjadi satu kesatuan yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
3. Studi Kasus
Penerapan kolaboratif ini juga bisa dilakukan untuk kebutuhan studi kasus yang lebih mendalam. Nantinya masing-masing kelompok akan diberikan masalah berbeda dengan tingkat kesulitan sama kemudian mereka akan berdiskusi mengenai hasil yang sudah didapatkan. Masing-masing anggota tim harus mampu menjelaskan data yang sudah didapatkannya. Ingin mendapatkan pengalaman pengajaran dengan metode kolaboratif yang lebih dalam? Jangan lupa untuk belajar dan pilih topik materi pembelajaran yang tersedia di Pijar Sekolah saja. Pilihannya banyak dan dikemas dengan cara menyenangkan!