Guru ingin memberikan hukuman yang mendidik untuk siswa dan justru bisa bermanfaat untuk membantu meningkatkan tanggung jawab dan integritas siswa? Kalau iya, simak informasinya di bawah ini.
Seperti namanya, hukuman yang mendidik pada dasarnya memang bisa bermanfaat untuk mendidik siswa menjadi sosok yang lebih baik, alih-alih membuat siswa merasa tertekan secara batin dan fisik. Biasanya hukuman yang mendidik juga justru akan membuat siswa merefleksikan dirinya sendiri dan enggan melakukan kesalahan yang sama kembali.
Pada dasarnya hukuman yang mendidik atau positif merupakan salah satu bentuk modifikasi perilaku. Meski namanya, “positif” dalam hal ini hukuman bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Karena pada dasarnya siswa sebisa mungkin akan tetap menghindari hukuman tersebut.
Salah satu contoh nyata dari hukuman positif adalah bayangkan seorang anak tanpa sadar menyentuh kompor panas. Mereka merasa terbakar, dan langsung menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang tidak boleh mereka lakukan lagi. Perilaku mereka di masa depan telah diubah oleh konsekuensi tindakan mereka.
Sebelum membahas lebih jauh tentang contoh hukuman yang mendidik untuk siswa, ada baiknya guru cari tahu dulu perbedaan hukuman positif dan negatif. Karena hukuman yang yang mendidik adalah hukuman yang bersifat positif.
Pada dasarnya hukuman positif adalah menambahkan sesuatu pada konsekuensinya, seperti pekerjaan rumah tambahan atau waktu istirahat. Sedangkan contoh dari hukuman negatif adalah menghilangkan sesuatu, seperti mainan favorit atau screen time.
Ingatlah bahwa “positif” tidak berarti baik, dan “negatif” tidak berarti buruk dalam hal ini. Akan sangat membantu jika kita menganggapnya sebagai “plus” (menambahkan sesuatu) dan “minus” (menghilangkan sesuatu).
Beberapa contoh hukuman yang mendidik untuk siswa dan bisa guru terapkan, yaitu:
Salah satu contoh hukuman yang umum dilakukan untuk siswa adalah menegur dan memberikan konsekuensinya. Misalnya saja jika ada siswa yang berisik selama belajar, tegur siswa dan beri tahu bahwa berisik selama proses belajar bisa mengganggu ketenangan siswa yang lain. Setelah itu bila perlu guru bisa memindahkan tempat duduk siswa tersebut. Jangan lupa juga untuk menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah hukuman yang mengganggu, melainkan cara guru untuk membantu siswa yang lebih parah.
Untuk masalah perilaku yang lebih parah yang tidak dapat diselesaikan dengan perubahan kursi sederhana, berikut adalah beberapa jenis pengalihan yang bisa guru terapkan, yaitu:
Tidak ada salahnya juga jika guru memberikan hukuman yang terlihat sedikit kuno. Karena kadang hukuman yang kadang terlihat kuno tersebut benar-benar efektif untuk membuat siswa menjadi lebih teratur. Beberapa tugas tersebut, yaitu:
Pada dasarnya tidak ada satu siswapun yang suka jika ada aturan di kelas yang bertambah. Oleh karena itu, jika ada siswa yang melakukan hal kurang baik, ada baiknya guru menambahkan aturan. Karena pada dasarnya aturan tambahan bermanfaat untuk membantu siswa memperbaiki perilakunya.
Beberapa contoh tambahan aturan yang bisa guru terapkan, yaitu:
Selain beberapa poin di atas, guru juga bisa menyesuaikan aturan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Namun, ingat lagi bahwa hukuman positif paling efektif bila ada korelasi yang jelas antara perilaku yang tidak diinginkan dan konsekuensi yang diakibatkannya.
Jika cara-cara di atas masih kurang efektif untuk mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik, tidak ada salahnya jika guru mengajak siswa untuk berdiskusi empat mata. Tanyakan pada siswa mengenai alasannya melakukan hal yang cukup mengganggu.
Saat mendengarkan penjelasan dari siswa usahakan agar guru tetap tenang dan tidak terpancing emosi sama sekali ya. Sebaliknya biarkan siswa berbicara dengan tenang. Setelah itu guru bisa memberikan konsekuensi yang lebih tegas, misalnya siswa tidak akan boleh mengikuti beberapa jam mata pelajaran.
Saat menerapkan hukuman yang mendidik seperti di atas, ada beberapa poin penting yang perlu guru perhatikan, yaitu pastikan bahwa hukuman yang diberikan bisa membantu siswa menjadi sosok yang lebih baik dan tentunya pastikan bahwa hukuman yang diberikan tidak akan menyiksa fisik atau batin siswa. Karena hal ini hal akan membuat hukuman yang diberikan tetap berjalan efektif.
Kalau guru ingin proses belajar mengajar terasa lebih mudah untuk dilakukan, yuk gunakan platform Pijar Sekolah.
Pijar Sekolah adalah sebuah platform pembelajaran digital terpadu yang mendukung pihak sekolah dalam menciptakan pembelajaran digital yang seru dan menyenangkan. Pijar Sekolah memiliki ribuan konten digital yang menarik, mulai dari Buku Digital Interaktif, Buku Digital, Video Pembelajaran, hingga Laboratorium Maya yang bisa dimanfaatkan oleh semua siswa untuk mendukung mereka dalam belajar di sekolah.
Selain menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, Pijar Sekolah hadir untuk membantu pihak sekolah dalam melakukan pelaksanaan ujian. Melalui Pijar Sekolah, pihak sekolah dengan mudah melaksanakan Ujian Sekolah Berbasis Aplikasi (UBK), dan memudahkan para guru dalam membuat soal, melakukan penjadwalan ujian, mengawasi ujian, dan memeriksa hasil ujian.
Referensi
https://heidisongs.blog/consequences-that-teach-better-behavior-instead-of-punish/
https://lepageassociates.com/ask-anything/positive-negative-consequences/
https://www2.education.vic.gov.au/pal/behaviour-students/guidance/10-managing-and-responding-behaviour-consequences-students
https://teach4theheart.com/30-logical-classroom-consequence-ideas/
Capaian pembelajaran atau learning achievements merupakan tujuan akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran. Di era…
Pada dasarnya setiap jenis kurikulum memiliki prinsipnya masing-masing. Karena prinsip ini bisa digunakan kepala sekolah,…
Guru ingin tahu cara mengajarkan siswa menghargai perbedaan di sekolah? Kalau iya, yuk simak caranya…
Guru ingin mulai menerapkan kurikulum adaptif? Kalau iya, yuk simak informasinya di bawah ini. Dilansir…
Keberagaman di sekolah merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari di era globalisasi ini. Dengan…
Pendidikan inklusif adalah konsep pendidikan yang mengutamakan keadilan dalam pendidikan dengan menempatkan peserta didik dengan…