RPP Kurikulum Merdeka – Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru perlu membuat rencana pembelajaran. Dalam kurikulum 13, rencana pembelajaran ini disebut RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Sedangkan dalam Kurikulum Merdeka, istilah RPP diubah menjadi Modul Ajar.
Meski mengalami perubahan nama, urgensi dari RPP atau modul ajar tetap sama. Guru perlu mempersiapkan modul ajar agar pembelajaran bisa lebih terarah. Lalu bagaimana cara menyiapkan modul ajar atau RPP Kurikulum Merdeka?
Sebelum menyusun modul ajar, akan lebih baik jika Anda mengetahui perbedaan RPP dan modul ajar terlebih dahulu. Selain berbeda secara penamaan, RPP dan modul ajar juga memiliki beberapa perbedaan lain, di antaranya:
Dalam penyusunan modul ajar atau RPP Kurikulum Merdeka, profil siswa digunakan sebagai latar belakang. Hal ini dikarenakan penerapan Kurikulum Merdeka diinisiasi kesadaran bahwa setiap siswa memiliki profil yang unik. Karena itu, proses pembelajaran harus menyesuaikan dengan profil siswa sebagai peserta didik.
Berangkat dari sini, guru dapat menyusun pembelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat siswa, gaya belajar, bahkan sesuai dengan keadaan siswa sehari-hari. Sehingga, pembelajaran yang dijalankan bisa lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa secara umum.
Penyusunan modul ajar dibuat dengan prinsip backward thinking atau backward design. Maksudnya, cara berpikir yang digunakan dimulai dari melihat hasil akhir pembelajaran.
Jadi, tujuan pembelajaran, bukti dan asesmen disusun terlebih dahulu. Baru kemudian, guru menyusun kegiatan awal pembelajaran dengan menyesuaikan tujuan dan asesmen yang telah disusun.
Dalam RPP Kurikulum Merdeka belajar, guru bukan hanya berperan sebagai pengajar yang menyampaikan materi saja. Tapi sebagai fasilitator yang membantu siswa mengasah kemandirian dalam belajar.
Sehingga, guru perlu mengatur tujuan pembelajaran, menetapkan strategi, dan memantau perkembangan sesuai yang dapat mengasah kemandirian siswa.
Sebelum mulai menyusun modul ajar, guru harus memahami lebih dulu mengenai komponen modul ajar. Secara umum, ada 3 komponen utama dalam susunan modul ajar atau RPP Kurikulum Merdeka, yaitu informasi umum, komponen inti, dan lampiran.
Dengan mengetahui komponen modul ajar, guru dapat menyusun modul ajar dengan lebih baik. Sehingga, segala aspek yang diperlukan dalam perencanaan belajar dapat dilihat langsung di modul ajar.
Informasi umum memuat berbagai komponen dan informasi dasar yang ada dalam modul ajar, di antaranya:
Identitas modul berisi nama penyusun, institusi, dan tahun penyusunan modul ajar. Selain itu, bagian ini juga memberikan informasi mengenai jenjang sekolah yang dimaksud, seperti jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, atau Sekolah Menengah Atas.
Identitas modul juga memuat kelas yang dituju dan alokasi waktu pembelajaran. Alokasi waktu yang dimaksud menyesuaikan dengan ketetapan alokasi yang dibuat di unit kerja atau sekolah tersebut.
Di bagian ini, guru menjelaskan tentang pengetahuan atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Pengetahuan dan keterampilan yang dimaksud dapat berbeda sesuai dengan topik yang akan dipelajari.
Kompetensi awal ini bisa digunakan sebagai acuan dalam menyusun rancangan modul ajar. Dengan mengetahui kompetensi awal siswa, guru bisa mengukur seberapa dalam modul ajar dan pembelajaran yang akan dibuat nantinya.
Salah satu kunci penting dalam penyusunan RPP Kurikulum Merdeka kelas 1 SD hingga SMA adalah pembentukan profil pelajar Pancasila. Sehingga, guru perlu menentukan profil mana yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selanjutnya, profil tersebut akan diimplementasikan dalam metode pembelajaran siswa.
Sarana prasarana yang mendukung dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih optimal. Namun, guru juga perlu memiliki kreativitas dengan memanfaatkan sarana prasarana yang ada secara optimal. Sehingga, pembelajaran bisa jadi lebih menarik bagi siswa.
Secara umum, target peserta didik dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar. Yaitu peserta didik reguler, peserta didik dengan kesulitan belajar, dan peserta didik dengan pencapaian tinggi.
Tiga kelompok ini cenderung memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Karena itu, guru perlu melakukan penyesuaian agar metode pembelajaran dapat mendukung 3 kelompok ini secara merata.
Selanjutnya, RPP Kurikulum Merdeka juga harus memuat tentang metode pembelajaran yang digunakan. Pemilihan metode belajar ini dapat disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Model pembelajaran dalam sistem Kurikulum Merdeka cukup beragam. Di antaranya adalah model pembelajaran tatap muka, jarak jauh dalam jaringan, jarak jauh luar jaringan, dan model pembelajaran blended learning.
Komponen inti merupakan komponen utama dalam RPP Kurikulum Merdeka. Setidaknya, ada 6 komponen yang termasuk dalam komponen inti, yaitu:
Tujuan pembelajaran memuat informasi mengenai hal-hal penting dalam pembelajaran. Penyusunan tujuan pembelajaran harus menyesuaikan dengan sumber daya yang ada, keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan. Dengan kata lain, isi tujuan pembelajaran harus terukur dan dapat diujikan.
Ada beberapa bentuk tujuan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Mulai dari pengetahuan yang berupa fakta atau informasi, pemahaman konseptual, prosedural, pemikiran atau penalaran keterampilan, hingga kolaboratif dan strategi komunikasi.
RPP Kurikulum Merdeka juga harus memuat informasi mengenai manfaat yang akan diperoleh oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Nantinya, manfaat tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Pertanyaan tematik diharapkan dapat menjadi sarana menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Di lain sisi, pertanyaan tematik yang disusun oleh guru juga harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kegiatan pembelajaran perlu dijabarkan secara runut dan rinci dalam modul ajar. Umumnya, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahapan. Yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup. Setiap tahap dilaksanakan dengan basis metode pembelajaran aktif.
Adanya rencana kegiatan pembelajaran dalam RPP Kurikulum Merdeka dapat membantu guru mengoptimalkan durasi belajar yang ditetapkan. Karena itu, dalam beberapa kondisi, guru juga dapat menyertakan kegiatan pembelajaran alternatif yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
Keberadaan asesmen ditujukan untuk melihat capaian atau pemahaman murid mengenai materi pelajaran. Karena itu, kriteria asesmen harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pemberian asesmen dapat dilakukan melalui asesmen sikap, performa, atau pun asesmen tertulis.
Ada 3 bentuk asesmen yang dapat diberikan kepada siswa. Yaitu asesmen diagnostik yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai, asesmen formatif yang diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan asesmen sumatif yang diberikan di akhir proses pembelajaran.
Dalam setiap kelas, tentu saja akan ada siswa yang memiliki capaian tinggi dan yang membutuhkan bimbingan tambahan. Adanya pengayaan dan remedial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa tersebut.
Siswa dengan capaian tinggi dapat dihimbau untuk mengikuti pengayaan. Dengan begitu, potensi siswa dapat berkembang secara optimal. Di lain sisi, siswa yang memerlukan bimbingan tambahan dapat dibantu melalui adanya remedial. Sehingga, siswa memiliki waktu tambahan untuk memahami materi yang diberikan.
Komponen terakhir dalam RPP Kurikulum Merdeka adalah lampiran. Pada bagian ini, guru dapat melampirkan lembar kerja siswa yang dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, bahan bacaan bagi siswa dan guru, glosarium, dan daftar pustaka.
Adanya lampiran membantu guru untuk menjalankan kegiatan belajar dengan lebih mudah, praktis, dan terarah.
Itulah beberapa komponen yang perlu ada dalam modul ajar. Dalam beberapa kondisi, isi komponen dalam modul ajar bisa lebih banyak atau lebih ringkas. Guru dapat menyesuaikan isi dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Cara paling populer dan mudah untuk menyusun RPP Kurikulum Merdeka SMP dan SMA adalah dengan menggunakan metode backward design. Dalam metode ini, penyusunan pembelajaran dilaksanakan secara mundur. Ada tiga tahapan penyusunan RPP atau modul ajar dalam kurikulum merdeka, yaitu:
Penyusunan RPP dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang diharapkan oleh guru. Mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Dengan mengidentifikasi hal ini di awal, proses pembuatan modul ajar akan menjadi lebih mudah bagi guru.
Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan, guru perlu menentukan bukti atau tolok ukur yang dapat diterima. Tolok ukur ini nantinya akan menjadi acuan untuk melihat pemahaman peserta didik. Dengan kata lain, penentuan tolok ukur juga menjadi acuan untuk pembuatan asesmen di akhir pembelajaran.
Tahap terakhir dari penyusunan RPP Kurikulum Merdeka adalah dengan merencanakan pembelajaran. Langkah ini juga merupakan langkah inti dan paling penting dalam menyusun modul ajar
Penyusunan pembelajaran mencakup penentuan langkah-langkah kegiatan pembelajaran hingga instruksi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Penyusunan rencana pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran dan asesmen yang akan dilakukan nantinya.
Setiap jenjang pendidikan tentu saja memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Baik dari segi materi atau pun aspek pendidikan lain seperti karakter dan sikap. Penerapan Kurikulum Merdeka juga dapat berbeda-beda sesuai dengan jenjang sekolahnya, sebagai contoh:
Jenjang RA atau Raudhatul Athfal merupakan jenjang sekolah setara TK. Penerapan Kurikulum Merdeka di jenjang RA dapat disesuaikan dengan karakteristik anak, lingkungan, dan kultur daerah. Di samping itu, sekolah dapat menambahkan penguatan profil pelajar Pancasila yang dikaitkan dengan materi pembelajaran.
Salah satu penerapan Kurikulum Merdeka di jenjang SD adalah penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS. Dalam RPP Kurikulum Merdeka kelas 4, mata pelajaran IPA dan IPS disebut sebagai IPAS atau Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial.
Penggabungan tersebut sebagai upaya menanamkan persepsi bahwa ilmu alam dan sosial adalah sebuah kesatuan. Di samping itu, Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar juga memiliki hal-hal yang dianggap esensial, yaitu:
Dalam RPP Kurikulum Merdeka Belajar SD, siswa diharapkan dapat memahami lingkungan sekitar. Di samping itu, integrasi computational thingking seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS juga lebih dikuatkan. Sementara itu, pelajaran Bahasa Inggris diubah menjadi mata pelajaran opsional.
Selain mata pelajaran kompetensi, Kurikulum Merdeka Belajar di SD juga menekankan pada pembelajaran berbasis proyek. Setidaknya, siswa mendapatkan dua kali pembelajaran berbasis proyek dalam satu tahun ajaran.
Dengan adanya pembelajaran berbasis proyek, diharapkan karakter siswa dapat tumbuh sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang diharapkan.
Dalam kurikulum merdeka untuk SMP, siswa akan mendapatkan mata pelajaran agama, Bahasa Indonesia, pendidikan Pancasila, matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, PJOK, Informatika, serta seni dan prakarya.
Di samping itu, Kurikulum Merdeka juga mendukung proses belajar yang lebih mandiri. Sehingga, siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat dan karakternya.
Penerapan RPP Kurikulum Merdeka SMA membagi pembelajaran menjadi dua kegiatan penting. Yaitu pembelajaran intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Adapun implementasi proyek dapat diintegrasikan dengan pelajaran lain atau mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Salah satu perbedaan antara Kurikulum Merdeka dan kurikulum sebelumnya adalah penghapusan sistem peminatan. Sehingga, guru dan siswa memiliki kebebasan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai kebutuhan.
Keberadaan SMK merupakan sarana untuk menghasilkan lulusan dengan daya saing dan kompetensi mumpuni di dunia kerja. Karena itu, aspek kompetensi dan kesiapan menghadapi perubahan adalah kunci penting kesuksesan alumni SMK.
RPP Kurikulum Merdeka SMK pada dasarnya menawarkan struktur kurikulum yang lebih sederhana, relevan, dan interaktif. Sehingga, siswa memiliki kesempatan untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensi sesuai kejuruan yang dipilih.
Agar pelaksanaan RPP Kurikulum Merdeka dapat berjalan sesuai harapan, guru harus terus melakukan pengembangan diri. Tentu saja dukungan lingkungan dan pemangku kepentingan juga berperan dalam pengembangan diri seorang guru.
Secara umum, ada 4 kunci pengembangan yang harus dimiliki seorang guru agar sistem merdeka belajar bisa memberikan dampak yang optimal, yaitu:
Guru perlu memiliki keleluasaan dan kesempatan secara bebas untuk menetapkan tujuan pembelajaran, cara atau metode belajar, dan refleksi atau evaluasi dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Sehingga, guru bisa melakukan pengembangan diri secara optimal.
Agar pengembangan diri seorang guru dapat berjalan baik, guru harus memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendukung. Misalnya dengan terlibat aktif dalam menetapkan target kinerja sekolah dan guru.
Guru juga perlu mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan kompetensi dan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Serta melakukan refleksi atau evaluasi secara berkala untuk melihat hasil capaian atau proses yang dilakukan untuk mencapai target.
Guru juga perlu memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Sehingga, kualitas RPP Kurikulum Merdeka yang dibuat menjadi lebih baik lagi. Peningkatan kompetensi juga membantu guru meningkatkan daya saing dan kemampuan menghadapi tantangan. Baik tantangan dari segi materi yang diajar atau pun tantangan dari segi peserta didik.
Untuk mendukung hal ini, sekolah atau yayasan dapat memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas atau pengadaan kegiatan. Misalnya mengadakan pelatihan yang sesuai kebutuhan belajar, memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan proyek percobaan untuk guru, atau pun memberikan umpan balik yang berkualitas dan sesuai kompetensi guru.
Kurikulum Merdeka juga membutuhkan kolaborasi yang baik antar guru atau komunitas guru. Kolaborasi ini dapat berupa program dukungan untuk mencapai tujuan bersama atau program untuk menghasilkan karya bersama.
Melalui kolaborasi, guru dari sekolah yang berbeda dapat memiliki kesempatan untuk saling berinteraksi. Dari interaksi tersebut, dapat dihasilkan program yang membangun atau sebuah karya untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Baik di sekolah masing-masing secara khusus atau bahkan di Indonesia secara umum.
Selain sebagai tenaga pengajar, guru juga merupakan sebuah profesi. Karena itu, sudah sewajarnya jika setiap guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan karir sesuai potensinya. Guru juga memiliki kesempatan untuk berkarya di kelas atau pun di luar kelas.
Selain itu, guru pengajar juga sewajarnya memiliki kesempatan untuk berkarya dan mengenalkan karya. Misalnya saling berbagi contoh RPP Kurikulum Merdeka atau karya lainnya melalui presentasi, pameran, atau pun melalui web dan aplikasi. Sehingga, guru bisa mendapatkan umpan balik yang membangun untuk karya yang dibuatnya atau pun untuk pengembangan dirinya.
Nah, itulah beberapa hal mengenai penyusunan modul ajar Kurikulum Merdeka. Mulai dari perbedaan, komponen dalam RPP atau modul ajar, hingga cara membuat RPP Kurikulum Merdeka kelas 1 hingga kelas 3 SMA. Semoga membantu!
Ingin belajar di sekolah lebih seru? yuk coba pijar sekolah sekarang
Capaian pembelajaran atau learning achievements merupakan tujuan akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran. Di era…
Pada dasarnya setiap jenis kurikulum memiliki prinsipnya masing-masing. Karena prinsip ini bisa digunakan kepala sekolah,…
Guru ingin tahu cara mengajarkan siswa menghargai perbedaan di sekolah? Kalau iya, yuk simak caranya…
Guru ingin mulai menerapkan kurikulum adaptif? Kalau iya, yuk simak informasinya di bawah ini. Dilansir…
Keberagaman di sekolah merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari di era globalisasi ini. Dengan…
Pendidikan inklusif adalah konsep pendidikan yang mengutamakan keadilan dalam pendidikan dengan menempatkan peserta didik dengan…